Deteksi Dini Gangguan Pendengaran pada Anak: Kenapa Harus Segera Dilakukan?

gambar ini adalah contoh dari Deteksi Dini Gangguan Pendengaran

Banyak orang tua tidak menyadari bahwa anak mereka mengalami masalah pendengaran sampai anak tumbuh besar dan menunjukkan keterlambatan bicara atau kesulitan berkomunikasi. Padahal, deteksi dini gangguan pendengaran bisa dilakukan sejak bayi, bahkan sebelum bayi berusia satu bulan.

Deteksi dini gangguan pendengaran adalah langkah penting yang dapat menentukan bagaimana anak berkembang ke depannya. Dengan mengetahui sejak awal adanya gangguan, orang tua dan tenaga medis bisa segera mengambil langkah penanganan yang tepat, baik melalui terapi wicara, penggunaan alat bantu dengar, hingga pendidikan khusus yang sesuai kebutuhan anak.

Dalam artikel ini, kita akan bahas tuntas kenapa deteksi dini gangguan pendengaran sangat penting, apa saja tandanya, bagaimana proses pemeriksaannya, serta apa langkah selanjutnya jika hasil tes menunjukkan adanya gangguan.


Apa Itu Gangguan Pendengaran?

Gangguan pendengaran adalah kondisi ketika seseorang tidak dapat mendengar suara dengan normal. Gangguan ini bisa ringan, sedang, berat, hingga total. Bisa terjadi di satu telinga, bisa juga di kedua telinga. Kondisi ini bisa bersifat sementara, bisa juga permanen.

Gangguan pendengaran bisa disebabkan oleh banyak hal, antara lain:

  • Faktor genetik atau bawaan sejak lahir

  • Infeksi saat kehamilan seperti rubella

  • Komplikasi saat persalinan

  • Infeksi telinga berulang

  • Cedera kepala

  • Terpapar suara keras secara terus-menerus


Kenapa Deteksi Dini Gangguan Pendengaran Itu Penting?

  1. Mendukung Perkembangan Bahasa dan Komunikasi
    Kemampuan bicara anak sangat bergantung pada pendengarannya. Jika anak tidak bisa mendengar suara sejak kecil, maka ia tidak punya referensi untuk meniru atau mempelajari bahasa.

  2. Membantu Anak Menyesuaikan Diri Lebih Cepat
    Anak yang terdeteksi lebih awal bisa langsung belajar bahasa isyarat, menggunakan alat bantu dengar, atau mengikuti terapi wicara sesuai kebutuhannya.

  3. Mengurangi Risiko Keterlambatan Belajar
    Anak yang tidak terdeteksi mengalami gangguan pendengaran bisa terlihat “lambat belajar”, padahal sebenarnya ia hanya kesulitan menerima informasi secara verbal.

  4. Menjaga Hubungan Sosial Anak
    Semakin cepat anak beradaptasi dengan cara berkomunikasinya, semakin mudah ia membentuk hubungan dengan teman sebaya.

  5. Memberi Waktu bagi Orang Tua untuk Belajar
    Deteksi sejak dini juga memberi waktu bagi keluarga untuk memahami kondisi anak, belajar bahasa isyarat, atau menyiapkan sekolah yang tepat.


Kapan Harus Melakukan Deteksi?

Idealnya, deteksi dini gangguan pendengaran dilakukan pada masa bayi, bahkan sebelum bayi berusia 1 bulan. Di rumah sakit, tes pendengaran biasanya menjadi bagian dari pemeriksaan newborn screening.

Namun jika belum pernah dilakukan, orang tua bisa memperhatikan tanda-tanda berikut:

Pada Bayi Usia 0–6 Bulan:

  • Tidak kaget atau bereaksi saat ada suara keras

  • Tidak menoleh ke arah suara orang tua

  • Tidak tersenyum atau bersuara ketika diajak bicara

Pada Anak Usia 6–12 Bulan:

  • Tidak mengenali namanya saat dipanggil

  • Tidak mengoceh atau meniru suara orang

  • Terlihat cuek terhadap suara di sekitarnya

Pada Anak Usia 1 Tahun ke Atas:

  • Tidak bisa menyebutkan kata sederhana seperti “mama” atau “papa”

  • Tidak mengikuti perintah sederhana meskipun sudah diajari

  • Lebih banyak menggunakan gestur tubuh dibandingkan kata-kata

Jika ada satu saja dari tanda-tanda tersebut, segera konsultasikan dengan dokter atau spesialis THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan).


Bagaimana Proses Deteksi Dini Dilakukan?

Deteksi gangguan pendengaran bisa dilakukan dengan beberapa metode:

  1. OAE (Otoacoustic Emissions)
    Tes ini digunakan untuk bayi baru lahir. Mengukur respon telinga dalam terhadap suara. Hasilnya cepat dan tidak menyakitkan.

  2. BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry)
    Tes ini mengukur gelombang otak sebagai respon terhadap suara. Cocok untuk bayi atau anak kecil yang belum bisa bicara.

  3. Audiometri
    Digunakan pada anak yang lebih besar. Anak akan diminta merespons suara dari berbagai frekuensi dan volume.

  4. Timpanometri
    Untuk memeriksa fungsi gendang telinga dan ruang tengah telinga.

Tes-tes ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan bisa dilakukan dalam waktu singkat di klinik atau rumah sakit yang memiliki fasilitasnya.


Apa yang Harus Dilakukan Jika Terbukti Ada Gangguan?

Jika hasil deteksi menunjukkan adanya gangguan pendengaran, jangan panik. Ada banyak cara untuk membantu anak beradaptasi:

  • Terapi wicara dan pendengaran

  • Penggunaan alat bantu dengar atau implan koklea

  • Belajar bahasa isyarat

  • Masuk ke sekolah dengan sistem pendidikan inklusi atau khusus

  • Pendampingan psikologis untuk anak dan keluarga

Yang paling penting adalah sikap orang tua. Dukungan emosional, penerimaan, dan semangat belajar bersama akan sangat membantu proses tumbuh kembang anak.


Kesimpulan

Deteksi dini gangguan pendengaran bukan hanya soal kesehatan telinga. Ini menyangkut masa depan anak dalam hal berbicara, belajar, dan bergaul. Semakin cepat terdeteksi, semakin besar peluang anak untuk tumbuh dengan optimal, baik secara akademis maupun sosial.

Jangan ragu untuk membawa anak ke dokter jika kamu mencurigai adanya tanda-tanda gangguan pendengaran. Tidak ada kata terlalu awal untuk bertindak, karena waktu adalah kunci keberhasilan dalam penanganan gangguan ini.

Sebagai orang tua, guru, atau bagian dari lingkungan sosial anak, kita semua punya peran untuk memastikan setiap anak—termasuk mereka yang punya gangguan pendengaran—memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang.

Baca Juga : Peran Keluarga dalam Mendampingi Anak Tunarungu Sejak Dini

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.